TRIBUNJAKARTA.COM,JAKARTA - Bisa dihitung dengan jari jalan yang mulus di Ibu Kota Jakarta. Jakarta sebagai ibu Kota, ternyata jalannya banyak yang rusak dan berlubang, sungguh ini snagat ironis sekali.
Hujan yang mengguyur jakarta secara terus-menerus belakangan ini menyebabkan kondisi jalan di ibu kota rentan mengalami kerusakan.
Di Jakarta Barat, menurut catatan Sudin Pekerjaan Umum (PU) Jalan setempat, sedikitnya terdapat 511 ruas jalan yang mengalami kerusakan. Ruas jalan yang rusak itu tersebar di delapan kecamatan. Sayangnya, karena keterbatasan anggaran, Sudin PU Jalan Jakarta Barat, tahun ini hanya mampu memperbaiki sekitar 3,12 persen dari total luas jalan yang mengalami kerusakan dengan anggaran sebesar Rp 59 miliar.
Hujan yang mengguyur jakarta secara terus-menerus belakangan ini menyebabkan kondisi jalan di ibu kota rentan mengalami kerusakan.
Di Jakarta Barat, menurut catatan Sudin Pekerjaan Umum (PU) Jalan setempat, sedikitnya terdapat 511 ruas jalan yang mengalami kerusakan. Ruas jalan yang rusak itu tersebar di delapan kecamatan. Sayangnya, karena keterbatasan anggaran, Sudin PU Jalan Jakarta Barat, tahun ini hanya mampu memperbaiki sekitar 3,12 persen dari total luas jalan yang mengalami kerusakan dengan anggaran sebesar Rp 59 miliar.
Kepala Sudin PU Jalan Jakarta Barat, Yusmada Faizal kepada Berita jakarta.com mengatakan, terbatasnya anggaran pada akhornya tidak semua jalan yang bisa diperbaiki. Apalagi anggaran yang ada hanya cukup untuk membiayai peningkatan jalan di 36 ruas jalan, peningkatan trotoar di dua lokasi serta pemeliharaan berat (layer hotmix) terhadap 66 ruas jalan.
Ke-36 ruas jalan yang akan ditingkatkan dengan cara betonisasi yakni, di wilayah Kecamatan Tamansari seluas 5.360 meter persegi yang tersebar di Kelurahan Maphar, Pinangsia, Glodok dan Krukut. Lalu, di Kecamatan Tambora mencapai 8.400 meter persegi yang tersebar di Kelurahan Duriutara, Krendang, Jembatanlima, Pekojan, Tambora, Roamalaka.
Di Kecamatan Grogol Petamburan mencapai 8.400 meter yang tersebar di Kelurahan Jelambarbaru dan Wijayakusuma. Lalu, di Kecamatan Palmerah seluas 5.600 meter persegi yang tersebar di Keluraha Slipi, Palmerah, Kotabambu Utara, Jatipulo.
"Di Kecamatan Kebonjeruk mencapai 4.380 meter persegi tersebar di Kelurahan Durikepa dan Sukabumiutara. Di Kecamatan Kembangan seluas 6.200 meter persegi yang tersebar di Kelurahan Meruyaselatan dan Kembanganselatan," ujarnya.
Sedangkan untuk peningkatan jalan dengan betonisasi, kata Yusmada, akan dilakukan di Kecamatan Cengkareng seluas 11.130 meter persegi yang tersebar di Kelurahan Kedaung Kaliangke, Durikosambi, dan Kapuk. Lalu, di Kecamatan Kalideres seluas 4.600 meter yang tersebar di Kelurahan Tegalalur dan Semanan.
“Total luas jalan yang akan ditingkatkan sepanjang tahun 2011 mencapai 48,970 meter. Sedangkan total luas jalan di delapan kecamatan yang akan dipelihara dengan cara layer hotmix mencapai 129,650 meter persegi,” ujar Yusmada , Selasa (22/3).
Selain peningkatan dan pemeliharaan jalan, ditambahkan Yusmada, sedikitnya terdapat 13 ruas jalan di delapan kecamatan di Jakarta Barat yang membutuhkan perbaikan dengan segera lantaran rusak berat. Ke-13 jalan itu yakni, Jalan Waru Gantung Lanjutan, Jalan Semanan Raya Lanjutan, Jalan Menceng Raya, Jalan Manyar Utara Lanjutan, Jalan Peternakan 2, Jalan Lintas Kavling, Jalan Pos Pengumben Lama, Jalan Inspeksi Kali Sodetan Sekretaris, Jalan Pondok Randu Lanjutan, Jalan Tanjung Putra Raya, Jalan Kamal Benda, Jalan 20 Desember, dan Jalan Satu Maret atau Jalan Peta Utara.
“Tapi untuk perbaikan 13 ruas jalan itu baru akan diusulkan pada Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2011 mendatang. Pasalnya untuk memperbaiki 13 jalan tersebut membutuhkan dana sedikitnya Rp 50 miliar. Dan kami tidak dapat melakukan perbaikan dengan menggunakan anggaran tahun 2011 karena dapat menghambat proyek perbaikan dan peningkatan bagi jalan-jalan yang sudah diprogramkan,” ungkapnya.
Ke-13 jalan itu, sambungnya, butuh penanganan sesegera mungkin karena kondisinya sangat memprihatinkan. Contohnya, Jalan Peternakan II yang setiap hari selalu tergenang meski tidak turun hujan hingga harus segera ditinggikan sekitar 20-50 sentimeter dan dibuat saluran atau sistem drainase agar air tidak menggenangi jalan kembali.
Penulis : yoni
Editor : yoni
Bagaimana dengan jalan-jalan rusak yang belum tersentuh oleh siraman aspal di RW 06 ? sampe malu masuk berita di www.beritajakarta.com ya benar di rw 06 kita akan menemukan jalanan yang dijamin bisa mengocok perut apalagi kalo abis makan pokoknya goyang deh. jalan terebut terletak di Jl Swadaya Raya dimana kita akan menmukan replika tugu monas di ujung jalan. mengapa jalan ini selalu rusak ? mobil-mobil berat sering sekali melewati jalan ini karena memang ada warga yang memilki usaha tersebut, namun setelah survey lapangan kita menemukan sebab mengapa jalan tersebut tidak dilirik pemerintah dari tahun 2008 ( yang sebenarnya "wajib hukumnya" karena ini merupakan jalan utama) yakni saluran got yang tidak jalan dimana membuat banjir jika volume hujan tinggi mengakibatkan terendamnya aspal alhasil hancur sebelum waktunya.
namun ada kabar baik, seminggu yang lalu kita sudah tidak lagi merasakan sakit perut jika lewat jalan swadaya raya tersebut karena sudah di aspal ( setengah di cor dan diaspal). Alhamdu...lillah.
Nah agar pekerjaan tersebut tidak sia-sia saluran air/got yang ada si sepanjang jalan tersbut harus bebas hambatan, karena itulah yang menjadi faktor kuncinya. ayo singsingkan lengan baju dan bersihkan bersama.
Bagaimana dengan jalan-jalan rusak yang belum tersentuh oleh siraman aspal di RW 06 ? sampe malu masuk berita di www.beritajakarta.com ya benar di rw 06 kita akan menemukan jalanan yang dijamin bisa mengocok perut apalagi kalo abis makan pokoknya goyang deh. jalan terebut terletak di Jl Swadaya Raya dimana kita akan menmukan replika tugu monas di ujung jalan. mengapa jalan ini selalu rusak ? mobil-mobil berat sering sekali melewati jalan ini karena memang ada warga yang memilki usaha tersebut, namun setelah survey lapangan kita menemukan sebab mengapa jalan tersebut tidak dilirik pemerintah dari tahun 2008 ( yang sebenarnya "wajib hukumnya" karena ini merupakan jalan utama) yakni saluran got yang tidak jalan dimana membuat banjir jika volume hujan tinggi mengakibatkan terendamnya aspal alhasil hancur sebelum waktunya.
namun ada kabar baik, seminggu yang lalu kita sudah tidak lagi merasakan sakit perut jika lewat jalan swadaya raya tersebut karena sudah di aspal ( setengah di cor dan diaspal). Alhamdu...lillah.
Nah agar pekerjaan tersebut tidak sia-sia saluran air/got yang ada si sepanjang jalan tersbut harus bebas hambatan, karena itulah yang menjadi faktor kuncinya. ayo singsingkan lengan baju dan bersihkan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan Masukan silahkan