Kamis, 29 Maret 2012

Pemimpin "Ngawur karena Benar"

dalam buku baru yang ditulis oleh mbah tejo julukan dalang gendeng nan nyentrik ini adalah "Ngawur karena Benar " seperti kutipan beliau :
"Ngawur karena bener itu adalah jalan terakhir gitu lho, saya sangat suka sekali waktu kecil itu denganDrunken Master, film mandarin tentang dewa mabuk, hantem sana-hantem sini, tapi kena sasaran," paparnya.


ulasan dari majalah detik yang cukup lengkap dimana dibahas saat ini ada 2 pemimpin indonesia yang berani mengambil tindakan diluar kebiasaan atau pakem di pemerintah. berikut ulasannya :



Pagi-pagi, di pintu Tol Dalam Kota Jakarta, Dahlan ‘mengamuk’ melihat antrean panjang kendaraan.
Tidak cuma ngamuk, ia juga membuka loket tol yang masih tutup dan membiarkan mobil melintas secara. Aksi mantan Dirut PLN itu dilakukan karena geram instruksinya tak dijalankan PT Jasa Marga Tbk.Pascakejadian itu, Jasa Marga kalang kabut. Ra-pat digelar. Petugas tol yang terlambat masuk kerjadi pintu Semanggi I, termasuk kepala shift, dikenai surat peringatan (SP). Antrean kendaraan di pintu tolpun ditertibkan. Sehari kemudian, tak tampak lagi adanya barisan berpuluh-puluh meter mobil di pintu Tol Dalam Kota.



Lalu, Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, tampil ke pentas Pilgub DKI Jakarta. Jokowi adalah sosok pemimpin daerah yang fenomenal. Solo ada-lah sebuah kota kecil yang masalahnya tidak kecil. Di sini, masalah kecil saja bisa jadi masalah besar,tukang becak ribut bisa jadi demo dan rusuh. Pada Mei 1998 misalnya, kota ini dilanda rusuh besar.Pendek kata, kerusuhan gamang terjadi di Solo Tapi di tangan Jokowi kota Solo menjadi adem dan
tentram. Berbagai kebijakan Jokowi juga mampu membuat kota kecil di Jawa Tengah itu berbenah.Selama lebih dari tujuh tahun ia memimpin, ba-nyak perubahan terjadi di Solo, kota yang sebelum-nya tak tertata dengan baik. Jokowi melindungi kota,budaya, dan masyarakat Solo dari arus deras modernisme meski ia harus melawan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo

respon yang terjadi dimasyarakat beragam, salah satu komentar dari Rhenald Kasali adalah :
Setidaknya ada lima ciri pemimpin ideal yang disebut Rhenald sebagai pemimpin transformatif. Yaitu, pemimpin yang memprioritaskan masyarakat, pandai berkomunikasi dengan orang yang dipimpin,dan sering turun ke lapangan. Kemudian, pemimpin yang mempunyai energi cukup besar, dan mampu memecahkan masalah ruwet dengan solusi sederhana.“Karakter itu sudah ada dimiliki Jokowi dan Dahlan Iskan,” ucap Rhenald kepada majalah detik. Rhenald melanjutkan, Dahlan Iskan dan Jokowi adalah pemimpin yang berasal dari kalangan entrepreneur. Kehidupan ekonomi mereka sudah mapan. Orang-orang seperti itu akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk institusi yang dipimpinnya. Apa pun risikonya. Selain itu, kapasitas yang dimiliki
akan mereka gunakan seoptimal mungkin untuk melayani masyarakat. “Misal yang terjadi pada Dahlan Iskan. Dia bilang ‘kalau Jasa Marga merasa dirugikan, saya yang bayar’, itu memperlihatkan dia lebih mengutamakan kepentingan rakyat,” katanya. Di samping seorang pengambil   keputusan (decision maker), Rhenald menilai Jokowi juga pemimpin yang teguh memegang keyakinannya. Hal itu terlihat ketika Jokowi bersilang pendapat
dengan atasannya, Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Di mata masyarakat, Jokowi melawan. Tapi sebetulnya,
menurut Rhenald, Jokowi berusaha untuk melakukan apa yang diyakininya sebagai kebenaran. “Keteguhan seperti itu yang juga dirindukan masyarakat,” ucapnya.

gaya "ngawur tapi benar" ini sebenarnya juga dilakukan oleh beberapa pemimpin lainnya di Indonesia, seperti halnya :

Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
 PRESIDEN keempat RI (1999-2001) ini terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang nyeleneh bin unik. Bicaranya ceplas-ceplos. Pernyataannya kadang tak serius, tapi memancing kontroversi berkepanjangan Gus Dur adalah tokoh pluralisme Indonesia. Langkah politiknya kadang di luar perkiraan. Namun, kebijakannya yang satu ini sungguh berbeda. Pada masa Gus Dur lah masyarakat dapat melihat Istana Negara, yang sebelumnya bak benteng raksasa, secara lebih dekat. Gus Dur membuka Istana Negara untuk umum. Tahun 1999, Siti Zaenab, TKW di Arab Saudi, menunggu hukuman pancung. Kasus pembunuhan yang dilakukannya terhadap majikan tak dimaafkan. Mengetahui hal itu, Gus Dur segera menelepon Raja Arab Saudi untuk membatalkan hukuman itu. Pulang dari Arab, Zaenab diajak buka bersama di Istana Negara.

Jusuf Kalla
WAKIL Presiden RI 2004-2009 ini dikenal sebagai pemimpin yang sigap mengambil keputusan. Saat Aceh dilanda bencana tsunami, gudang beras yang ada di daerah itu terkunci rapat. JK pun memerintahkan agar pintu gudang itu dibuka paksa. Gembok pintu akhirnya dibuka dengan tembakan karena kuncinya tak diketahui. Pengusaha asal Makassar ini juga bergerak cepat saat Gunung Merapi meletus tahun 2010. Dia mengirimkan dua helikopter dan dua tank amfibinya untuk memastikan bantuan ke warga berjalan lancar. Kendaraan yang dibeli sendiri tersebut kini dijadikan kendaraan operasional PMI, lembaga yang kini dipimpinnya

Ali Sadikin
GUBERNUR DKI Jakarta periode 1966-1977 ini memiliki banyak cerita menarik semasa menjabat. Salah satunya, pria yang sukses mengubah
wajah ibukota ini pernah menampar seorang tentara yang menyetir ugal-ugalan di jalan raya. Singkat cerita, truk bermuatan pasir 8 ton yang dikemudikan personel Angkatan Laut (AL) itu melaju kencang di jalur tengah Jl. Ahmad Yani. Sontak sopir Bang Ali diperintahkannya mengejar. Saat diinterogasi, tiga tamparan pun melayang setiap kali mendapat jawaban ngawur. Ali yang juga berlatar belakang tentara itu memperingatkan bahwa anggota ABRI tak bisa semena-mena

nah sekarang giliran di Kelurahan kita tercinta ini, apakah perlu sosok seperti mereka diatas dimana pemimpin yang bukan cuma ngawur namun bisa membawa maslahat kapada orang banyak bukan hanya kepada kepentingan orang per orang.

menurut pembaca apakah ada orang seperti diatas di kelurahan Wijaya Kusuma ini khususnya di RW 06 ini. jika ada mohon masukan dan komentarnya.

terima kasih kepada sumber detik.com

seandainya di wijaya kusuma khsusnya RW 06 ada sosok pemimpin seperti ini, pastinya kita semua akan sejahtera. coba bayangkan di surakarta bikin KTP hanya 1 jam jadi.
penulis bukan relawan dari jokowi hanya saja merindukan sosok pemimpin yang pro kepada masyarakat.
bagaimana dengan anda. silahkan komentar


12 komentar:

  1. JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama (Ahok), berkunjung ke kantor Redaksi Harian Kompas di Palmerah Selatan, Jakarta, Jumat (30/3/2012) petang.

    Jokowi dan Ahok diterima langsung oleh Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun, Redaktur Pelaksana Kompas Budiman Tanuredjo, Wakil Redpel James Luhulima, dan Redaktur Senior August Parengkuan.

    Jokowi mengatakan, jika ia terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta, pembangunan monorel akan dilanjutkan, sementara dia akan menyediakan rail bus yang dapat mengangkut lebih banyak penumpang. "Jalur busway akan dipindah ke pinggir, sedangkan jalur busway akan digunakan rail bus, semacam trem," kata Jokowi.

    Jokowi menilai kesalahan terbesar ada pada manajemen APBD. "Pekerjaan harus lebih fokus, mau selesaikan kemacetan ya solusi kemacetan harus diutamakan," katanya.

    Jokowi menegaskan kembali, ia tidak akan memasang baliho di mana-mana, juga memasang iklan. "Kami akan masuk ke akar rumput, masuk kampung-kampung, membagi gambar. Itu strategi kami," jelasnya.

    BalasHapus
  2. Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota Solo, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
    Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.

    Berkat prestasi tersebut, Jokowi terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008" oleh Majalah Tempo.

    BalasHapus
  3. Untuk mengubah sistem proses KTP itu, tiga lurah saya copot, satu camat saya copot. Saat itu, ketika rapat diikuti 51 lurah, ada tiga lurah yang kelihatan tidak niat. Enggak mungkin satu jam, pak, paling tiga hari, kata mereka. Besoknya lurah itu tidak menjabat. Kalau saya, gitu saja. Rapat lima camat lagi, ada satu camat, sulit pak, karena harus entri data. Wah ini sama, lah. Ya, sudah.

    Nyatanya, setelah mereka hilang, sistemnya bisa jalan. Seluruh kecamatan sekarang sudah seperti bank. Tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan pegawai, terbuka semua. Satu jam juga sudah jadi. Rupiah yang harus dibayar sesuai perda, Rp 5.000.

    BalasHapus
  4. Iya. Sekarang banyak daerah-daerah ke sini, mau mengubah mindset. Oh ternyata penanganan (PKL) bisa tanpa berantem. Memang tidak mudah. Pengalaman kami waktu itu adalah memindahkan PKL di Kecamatan Banjarsari yang sudah dijadikan tempat jualan bahkan juga tempat tinggal selama lebih dari 20 tahun. Kawasan itu sebetulnya kawasan elite, tapi karena menjadi tempat dagang sekaligus tempat tinggal, yang terlihat adalah kekumuhan.

    Lima tahun yang lalu, mereka saya undang makan di sini (ruang rapat rumah dinas wali kota). Saya ajak makan siang, saya ajak makan malam. Saya ajak bicara. Sampai 54 kali, saya ajak makan siang, makan malam, seperti ini. Tujuh bulan seperti ini. Akhirnya, mereka mau pindah. Enggak usah di-gebukin.

    BalasHapus
  5. Masih sampai pertemuan ke-30. Pertemuan 30-50 baru kita berbicara. Mereka butuh apa, mereka ingin apa, mereka khawatir mengenai apa. Dulu, mereka minta sembilan trayek angkot untuk menuju wilayah baru. Kita beri tiga angkutan umum. Jalannya yang sempit, kita perlebar.

    Yang sulit itu, mereka meminta jaminan omzet di tempat yang baru sama seperti di tempat yang lama. Wah, bagaimana wali kota disuruh menjamin seperti itu. Jawaban saya, rezeki yang atur di atas, tapi nanti selama empat bulan akan saya iklankan di televisi lokal, di koran lokal, saya pasang spanduk di seluruh penjuru kota. Akhirnya, mereka mau pindah.

    Pindahnya mereka saya siapkan 45 truk, saya tunggui dua hari, mereka pindah sendiri-sendiri. Pindahnya mereka dari tempat lama ke tempat baru saya kirab dengan prajurit keraton. Ini yang enggak ada di dunia mana pun. Mereka bawa tumpeng satu per satu sebagai simbol kemakmuran. Artinya, pindahnya senang. Tempat yang lama sudah jadi ruang terbuka hijau kembali.

    Omzetnya di tempat yang baru?
    Bisa empat kali. Bisa tanya ke sana, jangan tanya saya. Tapi, ya kira-kira ada yang sepuluh kali, ada yang empat kali. Rata-rata empat kali. Ada yang sebulan Rp 300 juta. Itu sudah bukan PKL lagi, geleng-geleng saya.

    Bagaimana dengan PKL yang lain?
    Setelah yang eks-PKL Banjarsari pindah, tidak sulit meyakinkan yang lain. Cukup pertemuan tiga sampai tujuh kali pertemuan selesai. Sampai saat ini, kita sudah pindahkan 23 titik PKL, tidak ada masalah.

    Lha yang repot sekarang ini malah pedagang PKL itu minta direlokasi. Kita yang nggak punya duit. Sampai sekarang ini, masih 38 persen PKL yang belum direlokasi. Jadi, kalau masih melihat PKL di jalan atau trotoar, itu bagian dari 38 persen tadi.

    BalasHapus
  6. Oiya. Kita sudah merenovasi 34 pasar dan membangun pasar yang baru di tujuh lokasi. Jika dikelola dengan baik, pasar ini mendatangkan pendapatan daerah yang besar.

    Dulu, ketika saya masuk, pendapatan dari pasar hanya Rp 7,8 miliar, sekarang Rp 19,2 miliar. Hotel hanya Rp 10 miliar, restoran Rp 5 miliar, parkir Rp 1,8 miliar, advertising Rp 4 miliar. Hasil Rp 19,2 miliar itu hanya dari retribusi harian Rp 2.600. Pedagangnya banyak sekali, kok. Ini yang harus dilihat. Asal manajemennya bagus, enggak rugi kita bangun-bangun pasar. Masyarakat-pedagang terlayani, kita dapat income seperti itu.

    Sementara kalau mal, enggak tahu saya, paling bayar IMB saja, kita mau tarik apa? Makanya, mal juga kita batasi. Begitu juga hypermarket kita batasi. Bahkan, minimarket juga saya stop izinnya. Rencananya dulu akan ada 60-80 yang buka, tapi tidak saya izinkan. Sekarang hanya ada belasan.

    Tapi, sepertinya Pasar Klewer belum tersentuh ya, kondisinya masih kurang nyaman?
    Klewer itu, waduh. Duitnya gede sekali. Kemarin, dihitung investor, Rp 400 miliar. Duit dari mana? Anggaran berapa puluh tahun, kita mau cari jurus apa belum ketemu. Anggaran belanja Solo Rp 780 miliar, tahun ini Rp 1,26 triliun. Tidak mampu kita. Pedagang di Klewer lebih banyak, 3.000-an pedagang, pasarnya juga besar sekali. Di situ, yang Solo banyak, Sukoharjo banyak, Sragen banyak, Jepara ada, Pekalongan ada, Tegal ada. Batik dari mana-mana. Tapi, saya yakin ada jurusnya, hanya belum ketemu aja.

    Soal pendidikan, di beberapa daerah sudah banyak dilakukan pendidikan gratis, apakah di Solo juga begitu?
    Kita beda. Di sini, kita menerbitkan kartu untuk siswa, ada platinum, gold, dan silver. Mereka yang paling miskin itu memperoleh kartu platinum. Mereka ini gratis semuanya, mulai dari uang pangkal sampai kebutuhan sekolah dan juga biaya operasional. Kemudian, yang gold itu mendapat fasilitas, tapi tak sebanyak platinum. Begitu juga yang silver, hanya dibayari pemkot untuk kebutuhan tertentu.

    Itu juga yang diberlakukan untuk kesehatan?
    Iya, ada kartu seperti itu, ada gold dan silver. Gold ini untuk mereka yang masuk golongan sangat miskin. Semua gratis, perawatan rawat inap, bahkan cuci darah pun untuk yang gold ini gratis.

    BalasHapus
  7. Biodata Joko Widodo

    Nama : Joko Widodo
    Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juni 1961
    Agama : Islam
    Pekerjaan : Pengusaha
    Agama : Islam
    Profil Facebook : jokowi
    Akun twitter : jokowi_do2
    Email: jokowi@indo.net.id
    Alamat Kantor : Jl. Jend. Sudirman No. 2 Telp. 644644, 642020, Psw 400, Fax. 646303
    Alamat Rumah Dinas : Rumah Dinas Loji Gandrung Jl. Slamet Riyadi No. 261 Telp. 712004
    HP. 0817441111
    Pendidikan:
    SDN 111 Tirtoyoso Solo
    SMPN 1 Solo
    SMAN 6 Solo
    Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985
    Karir:
    Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990)
    Ketua Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta (1992-1996)
    Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007)
    Penghargaan:
    Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"
    Menjadi walikota terbaik tahun 2009
    Pak Joko Widodo jg meraih penghargaan Bung Hatta Award, atas kepemimpinan dan kinerja beliau selama membangun dan memimpin kota Solo.
    Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award
    Selain itu, berkat kepemimpinan beliau (dan tentunya semua pihak yg membantu), kota Solo jg banyak meraih penghargaan, di antaranya
    Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah
    Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
    Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan
    Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum
    Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia

    BalasHapus
  8. Jokowi: Jakarta Tinggal Butuh Pemimpin Bernyali -Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai bahwa kota Jakarta sesungguhnya sudah memiliki masterplan dan studi kota yang lengkap dan mumpuni. Sayangnya, menurut pria asli Solo ini, belum ada pemimpin yang punya nyali untuk memutuskan bagaimana membangun masa depan ibukota ini.

    "Tindakan di lapangan ini lho. Maka harus kerja fokus di lapangan. Gubernur harus tiap hari ngecek, karena ini problem utama," kata Jokowi saat ditemui usai peluncuran buku 'Jokowi: Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker' di Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Sabtu, 31 Maret 2012.

    Mengurai kemacetan di Jakarta, kata Jokowi, memang harus dimulai dari pembangunan sistem transportasi. Jika Jokowi terpilih sebagai gubernyr DKI, dia berencana membangaun sebuah sistem yang otoritasnya khusus menanggani transportasi.

    "Kemacetan Jakarta ada karena tak ada otoritas yang jelas. Jakarta harus ada Line Transportation Authority. Ini harus terintegrasi dan terpadu antara pemerintah pusat dan Jakarta. Setiap yang dibicarakan DKI tidak dibicarakan di pusat," ujarnya.

    Meskipun sudah ada Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan yang memegang otoritas tersebut, Jokowi menilai Jakarta penting memiliki otoritas sendiri. Dengan begitu, komunikasi kebijakan antara pihak Pemprov dan pemerintah pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar.

    "Kemenhub itu kan mengurus secara total se-Indonesia, tapi seharusnya beliau-beliau ini diajak bicara. Kementerian, Dirjen, pemerintah DKI, bicara terus menerus tak hanya sekali."

    "Ini khusus untuk Jakarta harus mau komunikasi. Menyelesaikan sebuah masalah pasti ada jalan," ungkapnya.

    Jokowi juga mengungkapkan mimpinya membenahi masalah transportasi ibukota melalui pembangunan rail bus atau trem.

    "Kalau transportasi saya kira itu bisa dikerjakan melalui busway, untuk yang jalur padat pakai rail bus. Dilihat dari sisi Jakarta rail bus lebih keren lah, kalau didesain sendiri lebih bagus lagi," jelasnya.

    Menurut Jokowi, busway memang sudah ada beberapa koridor dan sudah cukup baik selama ini. Namun untuk daerah yang padat dia berencana menggantinya dengan rail bus. "Kemudian monorail itu bagus sekali, segera dirampungkan. Lalu pembangunan Subway dimulai," tandasnya.

    BalasHapus
  9. kasih jempol untuk fanpage jokowi di http://www.facebook.com/JokowiAhokForDki

    BalasHapus
  10. info lengkap untuk jokowi-ahok di http://www.jokowiahokfordki.info/

    BalasHapus
  11. Janji Jokowi untuk Pedagang Kaki Lima - Calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berjanji akan melakukan pendekatan persuasif kepada padagang kaki lima yang ada di Jakarta. Jokowi, sapaan akrabnya, mengatakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tak akan dibekali dengan tameng dan pentungan saat menertibkan.

    "Satpol PP di DKI tidak akan membawa tameng dan pentungan lagi," kata Jokowi saat bertemu dengan solidaritas juru parkir, pedagang kaki lima, pengusaha dan karyawan Gajah Mada Hayam Wuruk Glodok (Sojupek) di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Minggu 1 April 2012.

    Menurut dia, sebenarnya fungsi Satpol PP adalah memberikan perlindungan kepada pekerja. Seperti yang sudah diterapkan di Solo, penertiban pasar tidak pernah menggunakan cara kekerasan. Tidak pernah ada bentrokan antara petugas dan para pedagang seperti yang sering terjadi di kota-kota lainnya.

    Jokowi juga menjamin tidak akan melakukan penggusuran terhadap pedagang kaki lima. "Solusinya diberikan fasilitas, karena ini adalah fakta ekonomi rakyat kita. Kalau mal diberi ruang, mestinya PKL juga diberi ruang untuk diberi rezeki," kata dia.

    Hal pertama yang akan dilakukannya adalah membangun shelter dan tempat khusus pedagang kaki lima. Pusat PKL akan didirikan di Jakarta Utara dan Timur. Sebab di Jakarta Pusat dan selatan sudah tidak ada tempat lagi. "Selagi ini masih dalam tata ruang. APBD sudah ada," kata dia.

    BalasHapus
  12. Pedagang Ramai-Ramai Bantu Jokowi - Para pedagang di Pasar Klithikan Notoharjo, Solo, Jawa Tengah, Rabu (4/4/2012), secara spontan dan sukarela mengumpulkan uang yang lantas disumbangkan kepada Wali Kota Solo Joko Widodo. Uang sumbangan itu dimaksudkan untuk turut membantu mendanai kampanye Jokowi, panggilan Joko Widodo, yang sudah mendaftar sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta.

    Para pedagang memasukkan uang ke dalam kardus yang bertuliskan "Pray and Support for Pak Jokowi-Pedagang Pasar Notoharjo Solo."

    Ada yang menyumbang Rp 500, Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 50.000, hingga Rp 100.000 setiap orang. Uang lantas diserahkan kepada Jokowi seusai ia meresmikan Pusat Barang Bekas Shelter PKL Oprokan di Silir, yang bersebelahan dengan Pasar Notoharjo.

    Salah satu pedagang yang bertubuh besar sambil terisak mengatakan, ia sedih sekaligus bangga Jokowi mencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

    Para pedagang di pasar ini yang berjumlah hampir 1.000 orang dulunya adalah pedagang kaki lima di kawasan Monumen '45 Banjarsari yang kemudian direlokasi ke Pasar Notoharjo yang dibangun khusus untuk menampung mereka. Kini kawasan Monumen '45 bersih dari PKL dan menjadi ruang publik.
    Jokowi mengaku trenyuh menerima perhatian demikian dari pedagang. Ia menilainya sebagai doa restu dan dukungan pada keputusannya mengikuti Pilkada DKI Jakarta. "Saya tidak bisa membalasnya kecuali menyatakan terima kasih. Bukan nilai uangnya yang penting, tetapi bentuk dukungan di balik sikap pedagang yang sangat berharga bagi saya," kata Jokowi.

    BalasHapus

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor