Kamis, 03 Oktober 2013

Cakep cakep ngapain jadi Lurah Lenteng Agung

ya itu komentar dari salah satu warga Lenteng Agung yang mau gak mau ikut demo menentang Kepala pemerintahan yang namanya familiar dengan stasiun kereta api.

berikut kutipan asli dari detik.com

“Ya bingung aja cakep-  
cakep ngapain jadi lurah. Mending pria
          saja yang lurah,” kata 
Khadijah. Unjuk rasa penolakan 
terhadap  Lurah Susan pun kebanyakan 
diikuti oleh  kaum perempuan"
informasi lain lagi datang dari ibu siti maimunah, karena si ibu Lurah rajin "Blusuka" sabtu minggu sampai sampai warga yang seharusnya hadir hajatan malah bela-belain ikut kerja bakti membersihkan saluran dan lebih menggelitik lagi bapak-bapak tersebut sebelum berangkat kerja bakti tidak lupa untuk pake minyak wangi. hahaha


apa yang salah dari Lurah Susan ini? coba lihat disekitar dan diwilayah kita apakah Lurah diwilayah anda sering terlihat hari sabtu minggu di lingkungan anda? atau hanya pada saat kejadian bencana baru nongol? atau malah bahkan cuma hadir ketika ada acara dangdutan? lebih parah lagi kalo gak pernah kelihatan oleh warganya.

berita dimedia yang beredar perihal penolakan warga Lenteng Agung yang salah satu warganya adalah Almarhum P Tile ini bahwa demo yang kerap dilakukan karena masalah perbedaan keyakinan semata yang juga sampai membuat Mendagri bapak Gamawan ikut komentar perihal penempatan kepala daerah itu bisa digeser oleh Gubernur saat ini malah menjadi episode baru karena Ahok dengan gaya koboinya menolah mentah mentah usulan Mendagri tersebut.



penulis tidak mau ikut larut dalam perdebatan mendagri dan Ahok, namun mari kita cerna dan coba cermati sekali lagi wilayah kita sendiri perihal tata kelola wilayah dan silaturahmi dengan pemerintah daerah kita.

atau kita juga bisa usul bagaimana jika Lurah Wijaya Kusuma juga harus cantik dan sering blusukan kepada warga, sering kerja bakti tanpa harus disuruh, memilah sampah rumah tangga agar semakin sedikit sampah yang dibuang, warga jadi bahu membahu menjada keamanan wilayah sekitar karena ada ibu lurah yang ikutan ronda di pos, dan lebih keren lagi semua hansip kita pasti wangi - wangi karena rajin pake parfum sebelum ronda. semakin banyak pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dengan swadaya tanpa harus membebani pemerintah daerah yang saat ini masih rumit birokrasinya.

ibu ibu PKK akan sangat bangga karena punya ibu lurah yang cantik dan mungkin setiap sabtu minggu akan ada kelas gratis untuk cara make up yang baik dan benar dan akhirnya bisa membuka peluang baru untuk mengurangi angka pengangguran di wilayah. setiap 3 bulan sekali dibuat kuliner dari team TPKK dan juga denga bantuan dana PPMK dan Koperasi KJK untuk membuka usaha kecil menengah. PAUD jadi bisa lebih eksis karena anak-anak didiknya bisa bikun fashion show yang dibuka oleh Ibu Lurah yang Cantik.

nah kalo ada kekhawatiran dari ibu-ibu takut suaminya "main mata" sama lurah, bisa dibentuk komunitas wanita atau bisa gabung di PKK jadi setiap bapaknya atau suaminya ada kegiatan dikelurahan pasti ibu PKK ikutan tuh jadi aman kan.

Perubahan itu memang tidak ada yang langsung menguntungkan semua orang, tapi jika kita menolak perubahan artinya anda hidup di Zaman Batu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor