Senin, 14 Oktober 2013

Pembangunan hanya untuk kapitalis

Pagi ini terpaksa menulis tema yang agak berat. Ya kapitalis.

Mungkin sebagian orang masih belum mudeng tentang arti kapitalis gampangnya ya orang punya uang lebih atau pengusaha.
Kalo mau rinci silahkan cari di kamus bahasa indonesia atau wikipedia.

Kutipan pagi ini " Jumlah kendaraan di Jabodetabek yang beroperasi di Jakarta mencapai 38,7 juta unit, terdiri dari 26,1 juta unit sepeda motor, 5,3 juta unit mobil, 1,3 juta unit bus, dan 6,1 juta unit".

Jawaban para pejabat " itu artinya indonesia tumbuh, perekonomian kita berkembang dll. Kalimat yang benar adalah " bisnis pengusaha tumbuh, profit kapitalis berkembang. Karena berhasil menjual kendaraan baik roda dua maupun empat. Ditambah lagi ada kebijakan mobil murah karena berhasil meyakinkan menteri keuangan untuk membebaskan pajak impor dengan bahasa LCGC artinya "low cost green car". Biaya murah dan ramah lingkungan, lagi lagi pengusaha kapitalis "menang" dan kita warga masyarakat "kalah" dan merasakan dampak macet pool setiap hari. " kebijakan mobil murah kan untuk orang miskin, masa indonesia 68 tahun lebih orang kecil gak boleh beli mobil murah". Itu kalimat dari menteri pejabat yg pro kapitalis.

Kami tidak anti pembangunan atau pertumbuhan, kami sangat senang jika negara ini maju tapi rakyat yang maju bukan kapitalis yang maju.
Coba kebayangkan 38jt kendaraan 26jtnya motor dan 5jtnya mobil pribadi. Padahal kalo bicara pancasila yang baru aja kita peringati 1 oktober kemarin bahwa kepentingan umum diatas kepentingan pribadi kenapa jumlah bis yg notabenenya kepentingan umat hanya 1.3jt doang, kereta masih kurang dan juga bau pesing. Jadi pembangunan sebenarnya untuk siapa?

Ucapan terima kasih dihaturkan kepada pemda dki yang mulai coba membangun jakarta, saat ini jokowi ahok mencoba untuk membangun atas nama warga jakarta ternyata gak mudah ya karena ketika beliau coba menyentuh kepentingan umum untuk dibangun tapi yang teriak adalah pengusaha baik itu perorangan atau dibalik APINDO. Coba ingat2 waktu orang solo itu mulai naikin UMP DKI Jakarta berdasdarkan upah hidup layak jakarta yang nentang bukan rakyat tapi kapitalis, kemudian ingin mempercantik kopaja dan metromini yg nentang ya ORGANDA.

Baru baru ini akhirnya kampung kite mulai disentuh APBD terlihat dari betonisasi ( kalo kata vicky ) mulai dari rw 10 di depan gereja bali, RW 06 di rt 1 dan rt 8 juga jl swadaya daya 2 tahun lalu. Namun hal ini masih dianggap kurang karena hanya diwilayah wijaya kusuma masih banyak sekali jalan rusak berat khususnya di depan RW 06 sepanjang jalan juga di indraloka 1 yang dari jaman benyamin masih tanah merah. Di RW 08 ( jl rasa sayang ) dan di depan jalan menuju kelurahan wijaya kusuma tercinta yang perlu perhatian. Mari kita ucapkan terima kasih kepada pengurus kelurahan yang masih bekerja untuk kepentingan bersama serta kita berjuang untuk terus menyuarakan informasi ini agar bisa sampai di meja para pemegang kekuasaan. Jika ingin tergabung dalam jurnalis warga khususnya di wilayah rw 06 bisa daftar melalui email ke pusgemasrw06@gmail.com

Sebutkan nama,alamat dan no tlp. Jika sudah cukup banyak peserta kita kumpul diskusi dan mungkin kita sharing perihal dasar2 jurnalis warga.

Tetap bersama pejuang informasi untuk perubahan yang lebih benar. Karena baik belum tentu benar dan sebaliknya.

 

1 komentar:

  1. Jakarta - Bus listrik made in Depok, Jawa Barat hasil karya Dasep Ahmadi diuji coba di jalanan Ibu Kota Jakarta. Bus yang dibuat dan dikembangkan PT Sarimas Ahmadi Pratama di Depok Jawa Barat ini diuji coba oleh karyawan dan direksi PT PLN di sekitar area Kantor Pusat PLN daerah Blok M Jakarta Selatan.

    Bus yang mampu membawa hingga 18 orang termasuk pengemudi ini melaju cukup mulus di jalanan. Bahkan sukses melewati tanjakan curam di lobby depan kantor pusat PLN. Bus listrik ini pun tidak mengeluarkan suara yang bising saat melaju seperti bus berbahan bakar minyak (BBM).

    Direktur Utama PLN Nur Pamudji yang ikut menjajal bus listrik berwarna putih tersebut mengaku sangat menikmati tarikan dan suspensi mobil karya putra-putri bangsa Indonesia.

    "Asyik, asyik naik bis listrik. Denger bunyinya kayak monorel. Seperti naik monorel di Changi. Ini khas mobil listrik," ucap Nur Pamudji usai mencoba mobil listrik di area kantor pusat PLN Jakarta, Jumat (11/10/2013).

    Pada kesempatan itu, Nur menjelaskan PLN akan mengedukasi masyarakat tentang kendaraan listrik. Salah satunya memamerkan dan memberi kesempatan masyarakat untuk mencoba kendaraan listrik.

    "Kita edukasi. Jadi kendaraan listrik dihadirkan di tengah masyarakat untuk melihat dan mencoba," sebutnya.

    Bus listrik yang dibiayai oleh PT BRI Tbk ini juga dilengkapi fasilitas 2 pintu otomatis untuk ke luar masuk penumpang. Di dalam kabin penumpang, kursi dibuat dalam kondisi berhadap-hadapan. Penumpang pun dimanjakan dengan fasilitas pendingin udara dan audio.

    Di area kantor pusat PLN juga dipamerkan mobil listrik city car karya Dasep Ahmadi bernama Evina.

    BalasHapus

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor