Jumat, 28 Oktober 2011

Banjir DKI Jakarta Musibah atau Kecerobohan ?!

Banjir 2010-depan Indosiar
Bencana banjir yang melanda negara thailand sudah melanda 20 provinsi dan sudah menewaskan 370 orang serta ribuan rumah hancur akibat "kekuatan alam" dan kecerobohan manusia.

pabrikan dengan logo sayap terbang "honda" terendam yang mengakibatkan pasokan sparepart macet ke asia bahkan eropa yang pastinya ini efek domino dari musibah banjir di negara "gajah putih" tersebut. pengalaman penulis ketika singgah di bangkok 2 tahun lalu memang negara yang dipimpin oleh perdana mentri tersebut yang juga pernah terjadi kudeta " kaos merah" terlihat dan memang sekilas pandang pembangunan terjadi dimana-mana, hutan kota ( bangunan-bangunan pencakar langit ) serta skytrain,subway menyambung semua simpul kota - kota di thailand. pemandangan yang sangat menarik ditambah transportasi yang murah ke segala penjuru sudut kota namun ada yang dilupakan oleh pemerintah kota yakni "DAS" atau daerah serapan air yang semakin berukrang akibat pembangunan yang megah tersebut. sepertinya masalah ini sangat mirip dengan yang terjadi di tanah air.




Banjir di bangkok-2011
hari ini kita sedang berperang melawan perubahan iklim yang bisa kapan saja menjadi bencana dan musibah buat warga jakarta dimana pemda sedang giat-giatnya melaksanakan program - program pembangunan dari infrastruktur dan layanan masyarakat. penulis yakin dan percaya warga sangat merindukan pembangunan seperti transportasi murah, jalanan bebas hambatan ( anti macet ), pusat perbelanjaan yang dekat namun semua itu harus sesuai pakem "AMDAl" yang selalu saja terlupakan. Pertispasi warga juga menjadi penting dalam menyikapi bencana "banjir 5 tahun" yang sekarang sedang dikampanyekan oleh pemerintah.
berikut liputannya :

VIVAnews - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta sudah menyetujui penambahan anggaran penanggulangan banjir sebesar Rp40 miliar. Dengan penambahan itu, jumlah anggaran untuk mengatasi persoalan banjir dari RAPBD DKI 2011, menjadi Rp1,76 triliun dari jumlah sebelumnya Rp1,36 triliun.
"Penambahan anggaran ini untuk mengantisipasi banjir besar yang diperkirakan akan terjadi di Jakarta pada 2012," kata Wakil Ketua DPRD DKI, Triwisaksana, sesuai dengan hasil rapim pembahasan anggaran RAPBD 2011. 
Empat kawasan yang menjadi langganan banjir rob adalah kawasan Marunda, Cilincing, Jalan RE Martadinata dan Kamal Muara.
Selain itu, sesuai dengan hasil rapim pembahasan anggaran RAPBD 2011,  dengan anggaran Rp1,76 triliun, Pemerintah DKI diminta mengatasi 106 titik genangan di jalan arteri dan kolektor yang harus sudah selesai pada 2011.
"Seluruh masalah genangan air harus diselesaikan 2011. Begitu juga berkaitan dengan drainase dan pompa mobile," ujar Triwisaksana di gedung DPRD DKI,  Kamis 25 November 2010. Selanjutnya, Dinas PU menargetkan pada tahun 2012 akan ada 17 lokasi genangan air dengan menganggarkan sebesar Rp35,2 miliar. Sehingga dengan permintaan DPRD, maka di tahun 2011, akan diselesaikan 71 lokasi genangan air dengan total anggaran Rp 137,6 miliar.

melihat anggaran penanggulangan banjir yang "Fantastis" dan setiap tahunnya selalu naik, sepertinya pemerintah berusaha berlomba dengan waktu dan kejar - kejaran serta tambal sulam untuk menyelesaikan "pekerjaan rumah" yang tidak kunjung selesai seperti penyelasaian banjir kanal, pendangkalan sungai dan penyempitan sungai/kali. Pemerintah berlomba dengan warga jakarta saat ini berjumlah 8.522.969 (sumber :dukcapil ) yang saat ini masih perlu diberikan kesadaran untuk peduli dengan lingkungan karena jika dari jumlah warga jakarta membuang 1(satu) sampah sembarangan artinya ada 8 juta lagi masalah buat pemerintah DKI. penulis berharap dari anggaran yang sudah dicanangkan oleh DPRD DKI tidak hanya difokuskan kepada masalah genangan,pengadaan alat kebersihan atau drainase itu semua penting namun hal yang lebih penting adalah menciptakan budaya peduli lingkungan seperti edukasi dini terhadap sampah, kebiasaan mengolah sampah yang dilakukan di tiap-tiap rumah. ini menjadi pekerjaan rumah buat setiap warga DKI.berikut posko-posko banjir yang ada di DKI  : (sumber beritaJakarta.com)

POSKO BANJIR PEMPROV. DKI JAKARTA

POSKO BANJIR GLOBAL RESCUE NETWORK/ARUS LIAR

Telp. 8355885,99462699

POSKO BANJIR PANGKALAN UDARA HALIM PERDANAKUSUMA

Telp. 8019210,8019211

POSKO BANJIR KOMANDO ARMADA BARAT TNI AL

Telp. 4243000

POSKO SARS DKI Jakarta

Telp. 34835118

POSKO BANJIR DKI JAYA

Telp. 021-8196945 / 8197309

Dinas Pekerjaan Umum Prov. DKI Jakarta

Telp. 3846608 Fax.3850255, 3865559

Dinas Bintal dan Kesos Prov. DKI Jakarta

Telp. 4264675, FAX : 021-4264675

Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta

Jln. Kesehatan Raya No. 10 Jakarta Pusat
Telp. 34835118 , FAX : 021-34830557

Posko Banjir (Satlak PBP) Jakarta Selatan

Telp. 72790109

Posko Banjir (Satlak PBP) Jakarta Timur

Telp. 48702160

Posko Banjir (Satlak PBP) Jakarta Barat

Telp. 5682284

Posko Banjir (Satlak PBP) Jakarta Utara

Telp. 43930152, 43934752

Posko Banjir (Satlak PBP) Jakarta Pusat

Telp. 38433723

Posko Banjir (Satkorlak PBP) Provinsi DKI Jakarta

Telp. 3822212, 3823211, 3500000 Fax.3823412, 3862022 SMS.0811920203

Badan SAR Nasional
115
352-1111
Badan SAR Jakarta
550-1111

Posko SATKORLAK & SATLAK BANJIR Propinsi DKI JAKARTA
382-2212
382-3412
SMS 081-192-0203
382-3113
386-2022
350-0000
Posko Banjir Jakarta Utara
439-30152
430-1124
439-34751
490-591
Posko Banjir Jakarta Barat
582-1765
566-8264
582-1725
Posko Banjir Jakarta Selatan
727-86646
722-0388
727-86657
Posko Banjir Jakarta Timur
487-02443
819-2172
Posko Banjir Jakarta Pusat
384-3066
384-6608
Posko Banjir Komando Armada Barat
424-3000
TNI AL (MARINIR)
426-3329
Pos Pemantau Pintu Air Katulampa Bogor
0251-344240
Pos Pemantau Pintu Air Pesanggrahan
0251-618151
Pos Pemantau Pintu Air Angke Hulu
0816-1488-940
Pos Pemantau Pintu Air Cipinang Hulu
873-4784
Pos Pemantau Pintu Air Sunter Hulu
845-93814
Pos Pemantau Pintu Air Pulo Gadung
475-5155
Pos Pemantau Pintu Air Sunter Utara
430-3691
Pos Pemantau Pintu Air Sunter Selatan
0818-158445
Pos Pemantau Pintu Air Depok
770-1484
Pos Pemantau Pintu Air Manggarai
390-4004
Pos Pemantau Pintu Air Karet
314-3427
Pos Pemantau Pintu Air Krukut Hulu
9363-4117
Pos Pemantau Pintu Air Pasar Ikan
692-4593

Pernah ada tulisan mengulas mengolah sampah menjadi peluang bisnis bisa dibaca disini.
secara TEGAS bisa saja pemerintah DKI "memaksa" warga DKI" untuk mulai peduli dengan sampah dengan perda sampai dengan aturan di tingkat kelurahan hingga RT. contoh : setiap warga harus memilah sampah organik atau anorganik ( bisa diolah kembali ) jika tidak dilakukan sampah tidak akan diangkat oleh petugas kebersihan. namun hal tersebut perlu adanya sosialisasi berkala dan "dorongan" agar warga mau dengan sukarela mau melakukan pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga dengan memberikan nilai tukai ( uang,sembako) sesuai dengan sampah yang mereka pisah. konsep Bank Sampah sudah digulirkan dari KLH (kementrian lingkungan Hidup) dalam mendorong berdirinya komunitas bank sampah yang dikelola secara swadaya masyarakat di tiap-tiap daerah. berikut liputannya :
TAHUKAH Anda, sebanyak 9 juta populasi penduduk Ibu Kota DKI Jakarta mampu menghasilkan 6.000 ton sampah setiap hari? Jika tidak dikelola dengan benar, maka bisa Anda bayangkan berapa banyak gunungan sampah tersebut dapat mengakibatkan banyak musibah seperti banjir, penyebaran penyakit, polusi dan lain-lain.

Menjawab kebutuhan tersebut, PT Unilever Indonesia Tbk melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI) memperkenalkan Koperasi Bank Sampah, yang baru-baru ini diresmikan kepada sejumlah media yang diundang untuk berkunjung langsung ke Koperasi Bank Sampah Delima Mandiri, bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional, Senin (21/2/2011)

"Masalah sampah yang dihadapi kota Jakarta adalah masalah kita bersama, untuk itu perlu dicari jalan keluarnya bersama-sama. Konsep Bank Sampah membantu menyadarkan masyarakat betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga mereka lebih peduli untuk mengelolanya. Mulai dari pemilahan, pengomposan, hingga menjadikan sampah sebagai barang yang dapat digunakan kembali dan bernilai ekonomis," kata Sinta Kaniawati, General Manager Yayasan Unilever Indonesia yang ditemui di Jalan Delima III Rt 013/Rw 03 Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Awalnya, Koperasi Bank Sampah lahir dari program "Jakarta Clean and Green" pada 2007 yang dijalankan YUI bersama Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta. Suatu program yang mengedukasi masyarakat mengelola sampah dengan konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle). Dan tahun 2010, Koperasi Bank Sampah resmi dibentuk dan mempunyai badan hukum. 
Memiliki tiga keuntungan yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan, dalam kurun waktu tujuh bulan saja, 10 Koperasi Bank Sampah telah berhasil mereduksi lebih dari 14 ribu kilogram sampah dan mengumpulkan pendapatan bagi masyarakat sebanyak Rp23.699.710


Karang Taruna Unit RW 06 sedang mencoba merintis upaya daur ulang sampah dari warga RW 06. penulis meberi dukungan semangat dan bantuan inforamsi jika diperlukan siap untuk terjun untuk kepentingan lingkungan pastinya harus didukung juga oleh warga masyarakat RW 06.
semoga niat baik ini menjadi awal dari peribahan positif dan menjadi peluang usaha serta membuka lapangan pekerjaan di lingkungan kita. amin
kontak : www.banksampah.com

Jl. Brigjen Katamso Blk 35 No.3B
Kota Bandung
Propinsi Jawa Barat
Kode Pos 40122
Indonesia
+62 812 2036 5020



newbanksampah@gmail.com


1 komentar:

  1. kembali lagi kepada maunusianya
    jakarta sudah tidak bisa menghargai lingkungannya

    MAmpir juga ke blog saya ya sahabat jangan lupa komentarnya

    selengkapnya

    BalasHapus

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor