Senin, 12 Maret 2012

GAWAT 668 orang pasien DBD di DKI

Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang gencar dilakukan Pemprov DKI Jakarta terbukti ampuh menurunkan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD). Buktinya, selama periode 1 Januari hingga 20 Februari 2012 tercatat jumlah pasien DBD mencapai 668 orang. Angka tersebut menurun drastis dibanding periode Januari 2011 yang mencatat terdapat 1.093 pasien DBD.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati mengatakan, kondisi cuaca saat ini tergolong mengkhawatirkan. Namun, dengan rutinnya para juru pemantau jentik (Jumantik) melaksanakan PSN alhasil angka kasus DBD pun dapat ditekan. "Cuaca yang hujan kemudian panas ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan. Ini bahaya, khususnya pada perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti penyebab DBD," ujar Dien, Rabu (22/2).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dari jumlah tersebut, pasien terbanyak terdapat di wilayah Jakarta Selatan dengan 188 pasien. Kemudian disusul Jakarta Barat sebanyak 174 pasien, Jakarta Timur 160 pasien, Jakarta Utara 93 pasien dan Jakarta Pusat 53 pasien. Sedangkan untuk di wilayah Kepulauan Seribu tidak terdapat kasus DBD.



Diungkapkan Dien, sejauh ini, semua pasien DBD, dapat ditangani dengan baik sehingga tidak ada pasien DBD yang meninggal dunia. "Tidak ada pasien meninggal dunia. Semua tertangani dengan baik. Kita berharap jangan sampai ada yang meninggal," katanya.

Ditambahkan Dien, pihaknya meminta kepada Jumantik untuk tetap melakukan PSN setiap pekan. Pola pemeriksaan yang dilakukan di setiap rumah warga disesuaikan dengan wilayah masing-masing. "Polanya tergantung dengan Jumantik, yang penting semua rumah diperiksa tidak lebih dari satu minggu. Agar jentik tidak berubah menjadi nyamuk," tandasnya.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menggratiskan biaya rawat inap kepada warganya yang terkena DBD. Semua biaya rawat inap untuk kelas tiga di rumah sakit yang ditunjuk Pemprov DKI digratiskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor