Rabu, 18 April 2012

Study Tour ke RW terbaik Jakarta

Jakarta (ANTARA News) - Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur menjadi percontohan pengelolaan Bank Sampah karena dianggap sudah berhasil mengolah sampah sekaligus menjaga lingkungan tetap bersih.

"Sejumlah daerah sudah pernah datang dan mempelajari Bank Sampah disini," kata Ketua Paguyuban Jakarta Aksi Lingkungan Indah (Jali Jali), Prakoso, di Jakarta, Selasa.

Jali Jali adalah paguyuban yang mengelola Bank Sampah di Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur. Paguyuban tersebut telah meraih tiga kali juara umum berturut-turut dalam program Jakarta Green and Clean 2009-2011.

Prakoso mengatakan, sejumlah daerah yang sudah belajar ke Malaka Sari di antaranya Samarinda, Bali, Tarakan, Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat dan Prabumulih.



Selain itu mereka juga mendampingi mahasiswa yang kuliah di Universitas Nagoya Jepang dalam menyusun tesis mengenai keuntungan dari Bank sampah, tambah Prakoso.

Menurut Prakoso, melalui Bank Sampah menjadi gerakan untuk mengajak masyarakat mengurangi sampah yang tidak terkelola menjadi barang yang punya nilai ekonomi.

Prakoso menjelaskan dalam setahun, Bank Sampah yang dikelola paguyuban tersebut dapat menyerap 8,8 ton sampah non organik dan 11 ton sampah organik selama sembilan bulan dengan perputaran uang selama Februari-Desember 2011 mencapai Rp14.000.880.

Total sampah yang dikelola tersebut tidak hanya di Kelurahan Malaka Sari tapi juga tabungan dari daerah pinggiran Jabodetabek, Tambun dan Bekasi.

Saat ini sebanyak 152 nasabah di Malaka Sari menabung sampah mereka ke Bank Sampah dan 180 nasabah dari daerah lain.

"Target kita adalah sampah di Jakarta Timur berkurang hingga akhirnya bebas sampah, karena jika dibiarkan sampah akan memberikan dampak juga pada perubahan iklim," ujar Prakoso.

Bank Sampah merupakan konspe pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah.

Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.

Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan.


penulis berharap pengurus RW kita dapat berkunjung ke Kelurahan Malakasari karena mereka berhasil menjadi pemimpin untuk Jakarta Green and Clean di level RW atau masyarakat menengah kebawah dengan " sampah". 


mungkin dengan kunjungan study tour kita bisa berbonding bondong bersama pengurus untuk bisa belajar kepada mereka karena selain ilmu yang bisa didapat tapi juga pastinya peluang usaha atau bisnis.


saat ini kita sudah sedikit memiliki uang kas yang terkumpul, dibutuhkan sedikit persamaan visi dan kerja bareng pastinya kita bisa membuat sedikit perubahan untuk warga rw 06.


rencana family gathering ke Bandung Selatan Ciwidey ( kawah putih ) pada tanggal 5 mei 2012 bulan yang akan datang mungkin bisa dipertimbangkan, karena dari sisi jarak cukup jauh dan persiapan yang singkat.


kita bisa tetap jalan bersama dengan satu tema yang kuat, fun dan pastinya juga menambah ilmu bermanfaat.


kegiatan dengan mengunjungi lokasi / RW yang pernah berhasil melalukan bank sampah, posyandu terbaik dll di seling oleh keigatan silaturahmi dengan pengurus rw setempat pastinya dengan hidangan makan tuan rumah. penulis rasa itu sudah cukup menjadi tema study tour kita.
bisa juga kita mengunjungi rumah ibu kasmi sang pelaku bisnis limbah sampai luar negri kemudian kira lanjut ke taman buah mekar sari dll


jika ada masukan dan tambahan silahkan komentar

1 komentar:

  1. Kampung hijau ini berada di balik tembok kompleks sekolah Regina Pacis, Palmerah, Jakarta Barat (Jakbar). Untuk menuju ke kampung ini, sebetulnya ada jalan utama, yakni melalui di jalan Inspeksi Grogol, Jakbar. Namun, Sabtu pagi ini (10/3) kami justru memilih jalan jalan tembus, melalui kompleks sekolah dan Balai Kesehatan Masyarakat, dimana jalan ini hanya bisa dilalui oleh para pejalan kaki.

    Kampung Asri, begitulah sebutan wilayah Rukun Warga (RW) 05 yang terdiri dari Rukun Tetangga (RT) 02 dan 05, Kelurahan Palmerah, Jakpus. Kampung inilah yang menjadi target wisata edukasi komunitas @JktBerkebun (baca: Jakarta Berkebun) kali ini. Dipilihnya kampung asri ini, karena sangat inspiratif. Selain menumbuhkan kesadaran warga terhadap pentingnya penghijauan, kampung ini selalu menjadi contoh bagi kampung-kTentu untuk membuat asri kampung ini tak semudah membalik telapak tangan. Tak semua warga menyetujui gagasan penghijauan di kampung ini. Hal ini dikatakan sendiri oleh Pak Djoko, Ketua RT 02.

    “Banyak tantangan mengajak warga menghijaukan kampung dengan tanaman,” ujar pensiunan pegawai Departemen Perhubungan (Dephub) ini. “Melakukan hal yang baik ternyata belum tentu direspon dengan baik oleh warga. Namun, jika tidak ada motor penggeraknya, gerakan penghijauan ini tak akan berhasil seperti sekarang ini. Jika kami bergerak dan konsisten, pasti akan ada warga yang juga akan tergerak hati”.

    Pagi itu, selain Pak Djoko, para anggota Jakarta Berkebun didampingi pula oleh dua ‘tuan rumah’ dari kampung asri ini, yaitu Pak Syaiful dan Pak Jon. “Awalnya kami melakukan penghijauan kampung ini di Balai Warga,” terang Pak Syaiful. “Sebab, Balai Warga dianggap sebagai ikon dan sample.”

    Pak Syaiful mengumpulkan sekitar 5 sampai 10 warga yang peduli lingkungan untuk membuat gerakan penghijauan. Mereka menanan sejumlah tanaman di pot-pot, tepatnya di pot kaleng bekas. Dari tanaman biasa di pot kaleng, kemudian mereka menanam apotik hidup di pekarangan rumah dan juga tanaman lain di pot yang permanen. Alhamdulillah, yang menanam tanaman pun tidak cuma satu atau dua rumah, terus berkembang sampai sekarang, hampir seluruh rumah di RT 02 dan 05 ini.ampung di seluruh Indonesia.

    BalasHapus

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor