Kamis, 10 November 2011

Hari Pahlawan, Jangan Kesiangan !

hari ini tepat kita sebagai bangsa indonesia merayakan hari Pahlawan. mungkin banyak yang belum tahu atau sudah lupa, kenapa setiap tanggal 10 november bangsa indonesia merayakan hari dimana arek suroboyo dan TNI perang besar-besarn disurabaya. mari kita mundur kembali mengingat sejarah :

Menurut sejarawan Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal, Bung Karno sengaja memanfaatkan momentum itu untuk melegitimasi peran militer dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam sebuah perjuangan melawan agresi militer.

“Untuk memobilasi kepahlawanan secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan,” katanya saat berbincang dengan okezone, Rabu (9/11/2011) malam.



Setelah Hari Pahlawan ditetapkan, figur-figur yang secara historis ikut berjuang pun diberi gelar kepahlawanan. Meskipun, kata Rizal, pada perjalanannya tolok ukur kepahlawanan ini tidak mutlak dilihat dari sisi sejarah, melainkan dicampuri kepentingan rezim penguasa.

“Pada masa Soekarno, tokoh-tokohnya 50 persen masih bisa dipertanggungjawabkan. Tapi mulai zaman Soeharto. Indonesia menjadi negara yang terus memproduksi pahlawan dengan penilaian yang lebih cenderung pada pertimbangan politik,” ujarnya. Dimana pahlawan lebih banyak berasal dari lembaga Kemiliteran atau Kepolisian.

Mengenai makna Hari Pahlawan sendiri, Rizal menilai, saat ini lebih mengedepankan unsur seremoni belaka, tanpa menghayati nilai-nilai perjuangan yang dipesankan oleh para pahlawan ini.

Padahal, kata dia, yang terpenting adalah mengambil tauladan dari nilai-nilai perjuangan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akan menjadi ironi jika memperingati hari pahlawan sebatas seremoni.

“Saat ini kita sudah kehilangan warisan nilai-nilai perjuangan yang dibawa oleh para pahlawan. Semua sekarang penuh dengan kepentingan,” ujarnya.


PIDATO BUNG TOMO

“Bismillahirrohmanirrohim. Merdeka!! Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu. Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ini ingin mendengarken jawaban rakyat Indonesia. Ingin mendengarken jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini, tentara Inggris. Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian:
“Hai, tentara Inggris, kau mengendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kamu menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kami rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu. Untuk itu, sekalipun kita tahu bahwa kau sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada. Tetapi inilah jawaban kita:
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga. Kita tunjukken bahwa kita ini benar-benar orang-orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap “Merdeka atau Mati”. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!! Merdeka!!”



gimana apakah sudah timbul rasa bela bangsa atau semangat perjuangan yang sepertinya sudah hampir musnah dalam diri kita.  berikut juga foto presiden RI pertama kita yang berdiskusi langsung dengan rakyat jelata di pinggir jalan ditemani oleh ibu fatmawati.
HIDUP YANG LAYAK TANPA KEMISKINAN. Bung Karno bersama Ibu Fat tengah berdialog dan beramah tamah dengan petani di Yogyakarta sekitar tahun 1946. “Tujuan dari gerakan rakyat itu ialah untuk satu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur tanpa penghisapan, tanpa kemiskinan, tanpa kemudaratan, tanpa kemelaratan, tanpa hidup yang tidak layak.” BK, Mubes Tani se-Indonesia, 20 Juli 1965


gambar diatas menggambarkan bagaimana seorang presiden yang mau turun langsung dan berdialog dengan rakyatnya tanpa batas dan aturan-aturan yang ketat. foto ini diambil ketika di yogyakarta. ya ketika itu bangsa kita sedang berperang melawan kemiskiran dan ingin menggapai kesejahteraan tanpa kompromi dan semua itu ingin diwujudkan melalui pembangunan dan pendidikan masyarakat petani.


sepertinya isu masa lalu tersebut masih dirasakan hingga kini dimana kita sebagai warga di lingkungan masyarakat masih banyak jurang pemisah antara si kaya dan miskin. dikala itu soekarno tidak mengemis kepada masyarakat dunia terutama PBB, atau negara lain melainkan ingin meningkatkan penghasilan dari para petani khususnya.


kenapa sekarang kok banyak para pemimpin di bangsa kita, dari level pemerintahan bahkan ditingkat RT dan desa yang menjadi pahlawan kesiangan yang lupa akan fungsi dan semangat "pahlawan" bahkan banyak juga yang berubah menjadi "Sok Pahlawan" yang imbasnya malah tidak membangun wilayahnya tapi malah menghancurkan.


kalau kita ingin membantu,membangun atau apapun yang bisa berarti walau itu hanya secuil itu adalah pahlawan. banyak pahlawan yang gugur tanpa tanda jasa bahkan tidak diketahui dimana mereka dikuburkan ya merekalah pahlawan sejati.


menjadi pahlawan adalah :
1. membuang sampah pada tempatnya
     sampah adalah no 1 musuh pemerintah dalam memerangi masalah banjir
2. meningkatkan layanan publik
     memberikan layanan ( KTP,Akte, KK dll) kepada masayarakat sesuai dengan aturan. bahkan dibeberapa 
     kelurahan sampai ada yang buka pada malam hari atau sabtu minggu
3. menyampaikan informasi sekecil apapun kepada masyarakat tanpa pamrih
4. ikut serta dengan memberikan dan menyebarkan info tentang lingkungan dan ikut sama-sama menjaga
    melestarikan alam adalah pahlawan
5. mengenang dan ikut melanjutkan jasa para pahlawan, memberikan pendidikan gratis kepada warga yang 
    kurang mampu.


banyak lagi kegitan atau aksi yang bisa kita lakukan untuk sama -sama membangun negro khususnya kampung kite karena kalo bukan kite ya siape lagi.


semangat !



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor