Jumat, 13 Juli 2012

Pemulung harus dibina atau binasakan ?

lagi-lagi sampah menjadi sorotan dari setiap mata memandang. ini terbukti dari pantauan penulis ketika mengunjungi website www.beritajakarta.com betapa tidak dalam salah satu tulisannya yang berjudul "Pemulung bikin kotor lingkungan puskesmas Grogol Petamburan". lengkapnya silahkan baca artikel berukut :

BERITAJAKARTA.COM — 12-07-2012 15:05
Keberadaan puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi warga sudah seharusnya berada di lokasi yang aman, nyaman, strategis dan bersih. Namun, jika kondisinya berbanding terbalik, tentu akan mebuat warga maupun pengunjung menjadi terganggu dan tidak nyaman.

Seperti kondisi di lingkungan Puskesmas Grogolpetamburan, di Jl Wijaya Kusuma III, Jakarta Barat. Di samping puskesmas dimanfaatkan oleh para pemulung untuk menyimpan barang bekas serta kayu ataupun pintu bekas bongkaran bangunan. Kondisi demikian tentu saja membuat kenyamanan warga maupun pengunjung menjadi terganggu. 

Yayan Kuswandi (56), warga RW 08, Kelurahan Wijayakusuma mengatakan, keberadaan barang-barang bekas dan barang bongkaran bangunan itu sudah tersimpan di samping puskesmas sejak setahun lalu. Dikatakan Yayan, adanya ruang di samping puskesmas dengan batas perumahan Duta Mas itu justru dimanfaatkan para pemulung untuk menyimpan barang bekas miliknya. "Para pemulung itu memanfaatkan ruang kosong antara samping puskesmas dengan batas perumahan Duta Mas. Alhasil, lingkungan menjadi terkesan kumuh dan kotor," ujar Yayan, Kamis (12/7). 

Ironisnya lagi, kata Yayan, meski kondisi itu sudah terjadi sejak setahun lalu, namun hingga kini belum ada penanganan dari petugas terkait untuk menertibkannya. "Kami minta kepada petugas untuk menertibkannya sebelum jumlah pemulung itu semakin banyak dan nantinya sulit ditertibkan," katanya.

Menanggapi keluhan warganya, Camat Grogolpetamburan, Denny Ramdany mengatakan, pihaknya sudah mengetahui keberadaan para pemulung yang memanfaatkan ruang kosong di samping puskesmas dengan perumahan Duta Mas tersebut. Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya segera melakukan penertiban untuk menindaklanjuti laporan warga.

"Keberadaan para pemulung itu memang sudah menjadi target penertiban kami. Namun, saat ini kami masih melakukan pendekatan persuasif agar para pemulung itu meninggalkan lokasi yang ditempatinya sekarang," kata Denny.


nah, bagaimana sikap kita sebagai warga lingkungan Wijaya Kusuma. warga setempat yang tinggal di lokasi puskesmas sebenarnya secara tidak langsung menjadi pejuang lingkungan dengan melakukan tindakan memanfaatkan barang bekas menjadi bisnis untuk menopang keluarganya atau bisa disamakan dengan " pelaku daur ulang" jika kita bisa memberikan edukasi pendidikan pengolahan sampah dan menyediakan tempat buat mereka untuk menjalani bisnisnya menjadi layak dengan tidak mengotori lingkungan sekitar. berikut juga sekelumit cerita bank sampah yang baru berdiri selama 5 bulan di balikpapan :



Walau masih berjalan lima bulan, kedua bank sampah di Balikpapan yaitu  Bank Sampah Wijaya Kusuma 34, Kelurahan Gunungsari Ilir, Kecamatan Balikpapan Selatan dan Bank Sampah Mandiri 01, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Balikpapan Barat mampu membuktikan, bahwa sampah benar-benar bisa diolah menjadi berkah.

Seperti yang diutarakan Sri Ismudiati dari LSM Walibar sekaligus mitra Yayasan Unilever Indonesia dalam program lingkungan di Balikpapan, "Kebiasaan memilah sampah, sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Namun, sejak dikembangkan sistem bank sampah, antusias warga makin meningkat".

Cara yang dilakukan pengurus bank sampah untuk "menjaring" nasabah juga beranekaragam. Seperti pada Bank Sampah Wijaya Kusuma 34, menurut wanita yang kerap dipanggil Bu Is ini, awalnya pengurus bank sampah berinisiatif mengirim pesan pendek berupa SMS berantai ke beberapa nasabah, untuk sekadar mengingatkan jadwal bank sampah buka.

"Mereka yang mendapat sms, ketika menabung sampah, biasanya mengajak warga lainnya untuk menjadi nasabah", ujar Bu Is. Bahkan, sekali waktu, pengurus memberikan "surprise" berupa souvenir bagi nasabah yang sudah memilah sampah sesuai jenis sejak dari rumah. Menurut Bu Is, hal ini dilakukan untuk memotivasi dan memberi pemahaman pada warga agar melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah.

Dengan berbagai cara promosi yang dilakukan, kini Bank Sampah Wijaya Kusuma 34 telah berhasil menjaring 95 nasabah. "Omset yang didapat juga cukup besar. Dari 95 nasabah itu, dalam sekali penjualan nilainya sekitar 1,5 juta rupiah. Padahal, penjualan dilakukan dua minggu sekali. Jika sebulan, omset bank sampah ini bisa mencapai tiga juta rupiah", tambah Bu Is.

Lain halnya dengan Bank Sampah Mandiri 01. Adanya sistem bank sampah, yang mewajibkan nasabah memilah sampah sesuai jenis sejak dari rumah, memberi keuntungan ganda. Selain dari segi omset yang terus naik seiring bertambahnya nasabah, pengurus juga bisa mengembangkan kegiatan daur ulang.

Sampah kemasan plastik dari nasabah, dibeli seharga 4 ribu rupiah per kilogram. Ini bisa menutup kekurangan bahan saat warga membuat kerajinan daur ulang. Wilayah ini termasuk sering mendapat kunjungan, utamanya dari sekolah-sekolah yang ingin belajar tentang lingkungan. Beragam produk daur ulang yang dihasilkan, juga sering diikutkan dalam pameran yang diadakan Pemerintah Kota Balikpapan.Untuk bank sampahnya sendiri, sejak berjalan selama kurang lebih 5 bulan, kini telah memiliki sekitar 60 nasabah dengan omset tiap bulan mencapai 1,5 juta rupiah.

Lebih lanjut Bu Is menjelaskan, sejak adanya sistem bank sampah, banyak wilayah di Balikpapan yang tertarik dengan program tersebut. Melihat antusiasme ini, Tim Walibar pun makin gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan sistem bank sampah di berbagai wilayah. Salah satunya yaitu melalui kegiatan pengajian, yang efektif untuk melakukan getok tular tentang sistem bank sampah. Sekaligus untuk mengajak warga melihat bagaimana proses yang dilakukan bank sampah yang sudah cukup maju.


Menurutnya, keberhasilan sistem bank sampah di Gunungsari Ilir dan Margomulyo, bisa menjadi panutan bagi wilayah lain yang tertarik mengembangkan program serupa. "Sistem bank sampah di dua wilayah ini memang cukup menonjol. Bahkan untuk menginformasikan omset, keduanya sering mengirimkan e-mail ke Tim Walibar".

Maju terus bank sampah Balikpapan!

Green and Clean





pembinaan yang dilakukan bisa dengan berbagai cara yang pastinya pemda dki sendiri punya segudang program untuk menanggulangi sampah khususnya pengelolaan "Bank Sampah" yang masih jadi primadona diberbagai daereah. buat masyarakat bisa juga dibina melalui program PPMK yang tersedia di masing - masing kelurahan atau bahkan pilihan berikutnya adalah "dibinasakan" dengan alasan merusak pandangan mata.


solusi dari masalah ini mari kita sikapi dengan bijak dan dengan semangat membangun lingkungan.
punya pendapat yang berbeda ? silahkan komentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor