Rabu, 19 Desember 2012

UMP DKI 2012 Tinggi, Lulusan SMK nganggur ?

Jakarta - Pasca diputuskannya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta dan daerah sekitarnya hingga 44%-70%, pengusaha minimal harus menggaji karyawannya Rp 2 juta per bulan. Bagi pengusaha, upah tersebut hampir setara pekerja gaji lulusan Sarjana Starta I. 

Lantas bagaimana pekerja SMA ke bawah? Diberhentikan alias dipecat. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Pudjianto. Kenaikan upah mulai dari terkecil Rp 2,02 per bulan sampai tertinggi di Tanggerang Rp 2,7 juta per bulan akan punya efek berantai.

"Pertama kita pasti akan kurangi pegawai," katanya diketika ditemui di Jakarta, Rabu (19/12/2012).

Kenapa pengusaha ritel akan melakukan PHK, kata Pudjianto, karena upah tinggi dan efisiensi. Ia memberi contoh, jika dalam satu minimarket, misalnya Alfamart, membutuhkan 8-9 orang pekerja.

"Ini pasti akan dikurangi, bisa cuma 5-6 saja, seperti gudang akan terjadi otomatisasi, semuanya diberdayakan walau hanya 5-6 orang saja dari sebelumnya 8-9 orang pekerja," ucap Pudjianto.

Ditegaskan Pudjianto, selain itu pegawai yang diikurangi nanti pasti adalah pekerja-pekerja yang lulusan pendidikannya hanya SMA ke bawah.

"Kita akan mengurangi pegawai, dan yang kita kurangi ya pekerja yang lulusan SMA ke bawah, kita akan cari pegawai yang lulusan S1 untuk bekerja di minimarket, kenapa? Ya karena gaji yang SMA dengan yang S1 hampir sama, beda tipis saja, kita ya pasti lebih milih yang S1 dong, ya SMA-SMP-SD kami ya tidak tahu mau dikemanain, itu urusannya pemerintah sapa suruh seenaknya tetapkan upah tinggi sekali," tandasnya.

inilah kebangkitan usaha kecil mandiri yang dipaksa berkembang oleh perkembangan politik dan kebijakan daerah.

marilah kita melihat dari sisi lain perihal keberatan para pengusaha untuk naiknya UMP DKI, apakah mereka akan merugi total ? jawabnya tidak juga karena inilah titik balik buat masyarakat indonesia khususnya jakarta untuk melihat peluang usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan mulai dari tingkat RT.

banyak sekali informasi peluang usaha kecil yang bisa dilakukan seperti usaha yang dikembangkan oleh ibu - ibu PKK seperti contoh artikel kompas dibawah ini :


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sebanyak 37.500 ibu rumah tangga di 250 wilayah se-Indonesia, secara bertahap akan diberi pelatihan mengenai cara membuat usaha makanan berbasis terigu secara mandiri.
Pencapaian target ini hingga akhir tahun 2012. Selain mendapatkan bekal lima contoh resep makanan dasar, para ibu rumah tangga dibekali dengan pengetahuan usaha mandiri, mulai perhitungan bisnis hingga cara berproduksi dengan biaya murah melalui internet.
"Target kami ingin adalah menginspirasi ibu-ibu rumah tangga, agar mampu membuat merancang usaha mandiri, sehingga ke depannya mereka bisa membantu dan memberikan kontribusi bagi perekonomian keluarga," kata Product Group Manager PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, Andriana, kepada wartawan seusai pelatihan kepada 150 ibu rumah tangga di Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Rabu (26/9/2012).
Pelatihan bertajuk Sajian Bersama Bogasari di Kecamatan Serpong Utara ini, kata Andriana, merupakan aksi ke-11 dari 250 wilayah yang diprogramkan. Ke-
10 wilayah Jabodetabek sebelumnya antara lain Cipinang Besar, Rawamangun, Manggarai Selatan, Pondok Kelapa, Pondok Kopi, dan Menteng.
Selain Jabodetabek, pelatihan serupa akan diberikan kepada para ibu rumah tangga antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Pontianak, Aceh, Medan, Padang, Riau, Jambi, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pada akhir September hingga pertengahan November, pelatihan ini akan dilakuan secara maraton antara lain di Bekasi, Tanjung Priok (Jakarta Utara), Kalideres (Jakarta Barat), Kecamatan Cimahi Selatan dan Soreang (Bandung).
"Targetnya, sampai akhir tahun ini seluruh titik pelatihan sudah terealisasi, dengan 37.500 ibu rumah tangga mendapat pelatihan usaha mandiri ini," papar Andriana.
Senior Vice President Commercial PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, Hans Ryan Aditio, menambahkan, pemberian pengetahuan dan stimulasi praktik usaha secara mandiri itu, mulai dari membuat produk makanan, penghitungan proyeksi keuntungan sampai solusi berpromosi secara murah melalui online.
"Peluang kalangan ibu-ibu membuka usaha makanan berbasis terigu ini sangat potensial. Sasaran adalah ibu-ibu PKK kelurahan dan kecamatan," kata Hans.
Hal itu terbukti 38 persen atau sekitar 20.154 dari 52.868 usaha kecil menengah (UKM) makanan berbasis terigu binaan Bogasari, yang sudah menjadi anggota Bogasari Mitra Card adalah ibu-ibu.
Editor :
Agus Mulyadi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor