Senin, 04 Maret 2013

80% Rumah Susun Sewa Subsidi di Jakarta Dinikmati Orang Kaya

Jakarta - Kenyataan bahwa rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) lebih banyak dinikmati orang mampu sudah menjadi rahasia umum di Jakarta. Berdasarkan catatan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hanya menikmati 20% rusun sewa subsidi yang dibangun pemerintah atau 80% dikuasai orang yang tak berhak menyewa.

Deputi Bidang Perumahan Formal Kemenpera Pangihutan Marpaung mengatakan, tren ini terus berlanjut. Apalagi di lokasi-lokasi rusunawa yang dibangun pemerintah berada di lokasi strategis.

"Menurut pengamatan saya, paling tinggi 20% MBR masih menempati rusun tersebut," kata pria yang akrab disapa Paul ini kepada detikFinance saat ditemui di Kantor Kementerian Perumahan Rakyat, Jalan Raden Fatah, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2013).

Paul mengaku tak memiliki data-data akurat mengenai peralihan rusun sewa tersebut. Namun ia mencontohkan beberapa rusun sewa di Jakarta di kawasan strategis seperti Tebet, Cawang, Bendungan Hilir (Benhil), Penjaringan, dan daerah-daerah lain, kini telah beralih ke masyarakat menengah ke atas.

"Benhil saja contohnya, itu kan awalnya untuk korban kebakaran, sekarang sudah bukan korban kebakaran lagi yang menempatinya," ujarnya.

Menurutnya hal itu disebabkan karena permintaan rusun di Jakarta dan daerah sekitarnya cukup tinggi, namun hal tersebut tidak didukung penambahan rusunawa yang dibangun. Selain itu, soal budaya terkait belum siapnya masyarakat berpenghasilan rendah untuk tinggal di rusun pun menjadi salah satu faktor.

"Nggak lama mereka (MBR) nempatin itu, paling lama 3-6 bulan mereka lepas," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran dan Masukan silahkan

Arsip Blog

Pengikut

Linkedin

Kontributor